Arsenal menunjukkan sikap hormat terhadap reputasi gemilang Real Madrid di panggung Liga Champions. Namun, menjelang duel besar di babak delapan besar musim ini, tim asal London Utara memilih untuk tak terlalu memusingkan masa lalu dan lebih memilih fokus pada masa kini.
Laga leg pertama babak perempatfinal akan berlangsung di kandang Arsenal, Emirates Stadium, pada Rabu (9/4/2025) dini hari WIB. Ini akan menjadi ujian berat bagi The Gunners yang harus menghadapi tim dengan silsilah paling kuat dalam sejarah kompetisi elit Eropa tersebut.
Di atas kertas, Real Madrid memang lebih difavoritkan. Klub asal Spanyol itu telah menorehkan 15 gelar juara Liga Champions—jumlah yang lebih dari dua kali lipat dari perolehan AC Milan yang mengoleksi 7 trofi dan berada di posisi kedua dalam daftar juara terbanyak. Arsenal, sebaliknya, belum pernah mengangkat trofi ‘Si Kuping Besar’. Prestasi terbaik mereka hanya sampai di partai final pada musim 2005/2006.
Namun, semangat tak mudah luntur di kubu Arsenal. Winger muda andalan mereka, Bukayo Saka, melihat peluang tetap terbuka, meski menghadapi raksasa Eropa sekalipun.
“Ini pertama kalinya klub berada di perempatfinal secara berturut-turut setelah beberapa lama, jadi besok malam kami ingin mengambil langkah selanjutnya dan mencoba tembus,” ujar pemain berusia 23 tahun itu kepada situs resmi UEFA.
Saka juga menekankan pentingnya rasa hormat terhadap lawan, tetapi ia percaya bahwa laga nanti adalah tentang apa yang terjadi di lapangan, bukan di buku sejarah.
“Lawannya Real Madrid, Anda harus punya rasa hormat dan menerima semua kiprah mereka sebelumnya. Tapi besok apapun bisa terjadi, jadi kami tak bisa terlalu fokus ke sana.”
Pernyataan tersebut mencerminkan semangat Arsenal untuk keluar dari bayang-bayang masa lalu dan mencoba menulis cerita baru dalam lembaran sejarah mereka sendiri. Seolah-olah mereka bersiap menantang sang penguasa purbakala dalam dunia modern sepak bola, dengan senjata berupa taktik, tekad, dan solidaritas tim.
Laga ini bukan hanya tentang siapa yang lebih berjaya di masa lalu, melainkan siapa yang mampu menunjukkan ketangguhan sejati di masa sekarang. Arsenal tampaknya ingin membuktikan bahwa meski belum pernah mencicipi manisnya juara, mereka bukanlah tim yang mudah ditaklukkan—bahkan oleh klub dengan mahkota tertinggi sekalipun.