Jadwal KRL Berubah, Bagaimana Reaksi dan Penyesuaian Penumpang?

Yono

PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi menerapkan perubahan jadwal perjalanan KRL dengan mengimplementasikan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Kebijakan yang mulai diterapkan sejak Sabtu (1/2) ini membawa berbagai reaksi dari para pengguna setia KRL.

Dengan diberlakukannya jadwal terbaru, total perjalanan KRL Commuter Line bertambah sebanyak 15 perjalanan, meningkat dari 1.048 menjadi 1.063 perjalanan. Sementara itu, layanan Commuter Line Bogor mengalami peningkatan menjadi 392 perjalanan dari sebelumnya 379 perjalanan. Tak hanya itu, Commuter Line Cikarang kini memiliki tambahan 21 perjalanan, dari 260 menjadi 281 perjalanan, dan jalur Rangkasbitung mengalami peningkatan lima perjalanan menjadi total 204 perjalanan.

Di samping itu, kecepatan operasional KRL di jalur Nambo-Depok mengalami peningkatan dari 70 km/jam menjadi 80 km/jam. Hal ini berdampak pada pemangkasan waktu perjalanan. Sebagai contoh, durasi tempuh rute Bogor-Jakarta yang sebelumnya mencapai 89 menit kini dipersingkat menjadi 85 menit. Rute Rangkasbitung-Tanah Abang juga mengalami pengurangan waktu tempuh, dari 107 menit menjadi 98 menit.

Penumpang Merasakan Dampaknya

Triyulia (23), seorang pengguna KRL dari Bogor, mengungkapkan bahwa dirinya baru menyadari adanya perubahan jadwal saat tiba di stasiun. Ia memperhatikan bahwa keberangkatan kereta dari Stasiun Bogor mengalami sedikit pergeseran waktu dibandingkan sebelumnya.

“Biasanya kereta dari Bogor berangkat kelipatan 5, tapi sekarang kayaknya 07.13, 07.18. Ya sama saja, selisih 5 menit, tapi biasanya 07.10, 07.15,” kata Triyulia kepada detikcom di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025).

Meski terdapat perubahan waktu keberangkatan, ia menilai bahwa kepadatan penumpang masih tetap terjadi, terutama pada jam-jam sibuk. Menurutnya, pengurangan kepadatan hanya bisa terjadi jika terdapat penambahan perjalanan pada jam-jam kritis.

“Bisa saja (perubahan jadwal bisa mengurangi kemacetan), tapi itu juga tergantung penggunanya. Kalau penggunanya sama saja di jam itu, itu juga tidak membantu. Kalau ditambah di jam yang sama pasti beda, tapi itu agak tidak mungkin,” tambahnya.

Perubahan Jalur Menyebabkan Kepadatan

Sementara itu, Riko Hutapea (36), seorang pengguna KRL jalur Cikarang-Manggarai, juga merasakan dampak dari perubahan jadwal ini. Ia yang biasa menggunakan kereta pukul 06.38 WIB dan 06.45 WIB menyadari adanya perubahan rute pada jadwal keberangkatan pukul 06.38 WIB.

“Biasanya saya turun jam 06.45 terus jam 06.38, yang jam 06.38 itu lewat Pasar Senen, akhirnya yang turun jam 06.38 semua dialihkan ke yang jam 06.45, jadilah mereka tertahan,” terang Riko.

Akibatnya, menurut Riko, kepadatan penumpang di dalam kereta meningkat secara signifikan, menyebabkan kondisi yang jauh lebih padat dibandingkan sebelumnya.

“Jadi tekanannya luar biasa, tidak seperti sebelumnya. Jauh sekali, jauh sekali, tekanannya luar biasa,” ungkapnya.

Perubahan jadwal KRL ini tampaknya membawa beragam dampak bagi para pengguna, baik dari segi efisiensi waktu maupun tingkat kepadatan penumpang. Meskipun ada peningkatan jumlah perjalanan, tantangan terkait kepadatan di jam sibuk masih menjadi persoalan yang harus diatasi. Para penumpang berharap adanya evaluasi lebih lanjut agar jadwal baru benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi mobilitas harian mereka.

Also Read

Tags

Leave a Comment